Medan – medianasionalnews. Kepala Sekolah SMA UISU Dwi Harwita Sari Siregar diduga berang saat dikonfirmasi awak media terkait dana bantuan Operasional Sekolah yang belum keluar.
Informasi yang didapat, untuk kelas 10 bantuan dana Bos belum keluar, dan untuk kelas 11 dan 12 biasanya dibagikan ke siswa / siswi kalau sudah keluar bantuan dana Bosnya.
” Sampai dinihari dana Bos belum keluar juga, sementara kartu Keluarga dan kartu PKH sudah tiga kali diberikan ke pihak sekolah untuk melengkapi persyaratan agar dapat bantuan tersebut.
” Selain itu, dalam pembuatan kartu pelajar pun dikenai biaya sebesar Rp.35.000 persiswa. Ironisnya, saat ditanyak malah kepsek melontarkan gak ada didunia ini yang gratis” ungkap salah satu siswi yang tidak mau dicantumkan namanya, Kamis (03/08/2023).
” Rencananya kami akan mau buat Demo disekolah pak” tambahnya.
Selanjutnya, awak media mendatangi sekolah SMA UISU dijalan H. Bahrum Jamil No.2, Teladan Barat, Kecamatan Medan Kota, Kota Medan, Senin (07/08/2023) guna konfirmasi terkait dana bantuan Operasional Sekolah (Bos) dan kartu pelajar yang diterima Kepala Sekolah Dwi Harwita Sari Siregar.
” Dana Bos tanggung jawab saya, Yayasan dan Dinas Pendidikan Provinsi, karena selama ini begitu laporanya apapun itu ke Dinas Provinsi. Masalah sudah keluar apa belum dana Bos itu urusan saya, kan tidak perlu saya konfirmasi ke bapak” ungkap Kepala Sekolah SMA UISU Dwi Harwita Sari Siregar diruang kerjanya yang diduga terlihat berang.
Saat disinggung terkait kartu pelajar yang dikenakan biaya persiswa Rp.35.000.
Dwi menjawab, kalau itu saya tidak tau dan kalaupun kartu pelajar mau dibuat baru tahun ini akan saya buat, karena kebiasaan sebelumnya saya tidak tau. Untuk pengutipan itu saya belum pernah melakukanya.
” Tujuan bapak untuk konfirmasi apa tanyak kepsek yang dijawab awak media” Untuk pemberitaan agar berimbang.
Selanjutnya Kepsek Dwi mengatakan” Oh gak bisalah bapak beritakan, kalau saya tidak setuju dengan pemberitaan bapak gimana yang dijawab awak media kembali” Lho inikan memang sudah tugas kami untuk buat beritanya, makanya saya konfirmasi ulang dengan ibuk agar berimbang beritanya” ujarnya
” Karena ini tanggung jawab sekolah dan yang punya wewenang, kamipun berwenang apabila diperlukan. Untuk tahun lalu saya tidak tau apakah ada pengutipan apa tidak, soalnya ditahun ini saya belum merealisasikan dan belum ada melaksanakan seperti itu” aku Kepsek SMA UISU, Dwi Harwita Sari Siregar.
Saat disinggung kembali kenapa tidak bisa dibuat beritanya, Kepsek beralih dengan jawaban” Iya memang itu tugas bapak, yang saya bilangkan keterkaitan wewenang kan ada dan saya berhak untuk itu pak. Kan sudah saya jawab masalah kartu pelajar ditahun ajaran saya, tidak pernah menyatakan mengenai kartu pelajar.
“Lagian, disetiap sekolah yang namanya kartu pelajar pasti ada. Karena kartu pelajar itu dibutuhkan siswa / siswi, seperti untuk dapat bantuan dan lainya perlu pakai kartu pelajar serta berlaku selama mereka sekolah. Tapi ditahun ini belum ada, dan masalah kutipan uang kartu pelajar yang lalu – lalu saya tidak tau” tutup Dwi. Team (Red)
oala buk buk buat malu aja dlu pas buk tiramah menjabat sering kami dpt bantuan ga kek ibuk skrng hati” makan hak orng buk apalagi mungkin ada anak yatim disitu. gak kena ke ibu bisa kena ke anak dan turunan ibu lo