Medan – medianasionalnews. Para orangtua/wali siswa memprotes susunan pengurus baru Komite SMA Negeri 13 Medan karena didominasi oleh wajah-wajah tak ikut dalam pemilihan yang diselenggarakan Jumat (23/9/2022) di halaman sekolah itu. Sementara sejumlah orangtua yang mengikuti pemilihan Komite Sekolah dan mendapat suara justru tak masuk dalam kepengurusan baru.
Yudi Lesmana, orangtua siswa yang mengikuti pemilihan Komite SMAN 13, mengemukakan seyogianya pengurus Komite Sekolah disusun dari para orangtua yang mengikuti pencalonan dalam pemilihan lalu. Soalnya, dia mengatakan, dalam Peraturan Menteri No.75 Tahun 2016, khususnya Pasal 6 Ayat 1 disebutkan bahwa “Anggota Komite Sekolah dipilih secara akuntabel dan demokratis melalui rapat orangtua/wali siswa.”
Makanya, kata Yudi, apabila mayoritas anggota Komite Sekolah justru diambil dari luar rapat orangtua/wali siswa berarti sekolah melanggar Permen No.75/2016 tersebut. “Ibarat Pemilihan Legislatif pasti mustahil orang yang tak pernah mencalonkan diri dan mengikuti pemilihan tiba-tiba menjadi anggota legislatif (DPR/DPRD),” katanya, Minggu (2/10/2022).
Menurut informasi SMAN 13 menggelar pemilihan Komite Sekolah yang diikuti 12 orangtua/wali siswa. Guna mempersingkat waktu pihak sekolah melalui panitia pemilihan membagi 12 orangtua/siswa itu dalam 4 paket, dimana setiap paket terdiri dari Ketua, Sekretaris, dan Bendahara (KSB). Lalu panitia menyebutkan nanti semua orangtua siswa/wali yang mengikuti pemilihan akan menjadi anggota Komite Sekolah yang disusun oleh paket terpilih.
Sayangnya, saat paket Zulkarnain unggul dengan mengumpulkan 43 suara (terbanyak), dia justru menyusun pengurus dari luar pemilihan. Bahkan pengurusnya didominasi oleh wajah-wajah yang tak mengikuti pemilihan sama sekali. Susunan pengurus ini muncul dalam foto yang diunggah di media sosial seorang pengurus, dimana diantara mereka tampak Kepala Sekolah SMAN 13, Hj. Fauziah Hasibuan.
Hasani, anggota Komite Sekolah periode sebelumnya pun mengemukakan keberatannya dengan susunan pengurus baru tersebut. Dia yang juga mengikuti pemilihan mengakui kalah dalam perolehan suara, tetapi seharusnya paket pemenang mematuhi panitia pemilihan yang menyebutkan supaya kepengurusan disusun dari orangtua/wali siswa yang mengikuti pemilihan Komite Sekolah. “Pada periode sebelumnya siapapun yang mencalonkan diri dan memperoleh suara tetap menjadi anggota Komite Sekolah, dimana posisi Ketua dijabat oleh orang yang terbanyak perolehan suaranya, lalu diikuti Sekretaris, dan Bendahara,” katanya.
Protes serupa disampaikan oleh Ira Amelia Harahap yang juga mengikuti pemilihan Komite Sekolah. Bahkan paket Ira memperoleh suara kedua terbanyak dari paket Zulkarnain, tapi dia pun tak masuk kepengurusan baru Komite Sekolah SMAN 13. “Herannya, kita mau bertanya masalah ini kepada pihak paket terpilih tidak direspon, demikian pula kepada Ibu Kepala Sekolah,” ungkapnya.
Hj. Fauziah Hasibuan, Kepala Sekolah SMAN 13, ketika dikonfirmasi medianasionalnews.id melalui pesan Whatsapp mengatakan pemilihan pengurus Komite Sekolah sudan memenuhi prosedur. “Ketua, Sekretaris dan Bendahara terpilih dari suara terbanyak,” jelasnya.
Namun saat dikemukakan bahwa anggota Komite Sekolah semestinya dipilih langsung oleh orangtua/wali siswa, bukan disusun dari wajah-wajah yang tak mengikuti pemilihan, Fauziah Hasibuan berkilah hanya mengikuti kesepakatan pemilihan dengan memilih paket KSB. “Bapak boleh komunikasi dengan Ketua (terpilih) ya pak,” katanya sambil mengirimkan nomor Whatsapp ketua terpilih Komite Sekolah Zulkarnain.
Wartawan medianasionalnews.id coba menghubungi ketua terpilih Zulkarnain ke Whatsappnya, tetapi tidak direspon. Padahal pesan konfirmasi yang dikirim sudah centang biru yang berarti telah dibaca, namun hingga berita ini ditayangkan tak kunjung dibalasnya. Afdal
